One Love For Culture [With] De" Tradisi
De’Tradisi
: Mengangkat Kembali Reportoar – Reportoar KARO Dengan Gaya
World Music
Medan 24 Februari 2012….
Bencana
Alam Letusan Gunung Sinabung yang terjadi pada 29 Agustus 2010 ternyata menjadi
sumber inspirasi bagi musisi-musisi tradisional Sumatra Utara yang tergabung
dalam sebuah grup musik bernama De' Tradisi. Grup musik etnik yang digawangi 16
orang ini secara mengejutkan mampu membuat para pecinta , penikmat dan pengamat
musik yang ketika meyaksikan performance orang orang muda ini yang mereka beri
judul “One Love for Culture”, di Gedung utama Taman Budaya Medan, 24/2 lalu
“Meletusnya Gunung Sinabung merupakan suatu bencana
buat masyarakat Karo. Namun dibalik itu semua kami yakin bahwa dibalik itu
semua pasti ada kekuatan Sang Pencipta layaknya sebuah pesan yang kami tangkap
sebagai suatu anugrah bagi Bumi Turang yang kita cintai,”ujar Brevin Tarigan
saat bincang bincang dengan wartawan POSMETRO MEDAN (JPNN) usai konser mereka.
“Sedikit letusan saja sudah membuat Karo semakin
dikenal saudara saudara kita yang berada diseluruh pelosok Nusantara
bahkan dunia. Dari sana muncullah ide untuk membuat suatu komposisi musik
"Ritual and Musical from Sinabung,” ujar anak muda alumni seni musik
Unimed ini.
Brevin juga mengingatkan kalau letusan Sinabung mereka
anggap sebagai pesan kepada kita semua untuk kembali memperhatikan serta
menjaga alam dari kerusakan dan juga mengingatkan kita akan pertanian bahwa abu
vulkanik yang mengandung sulfur belerang dipastikan mengembalikan
kesuburan tanah terutama lahan pertanian.
Dari sisi Budaya, anak muda yang mengambil spesialisasi
Biola di Universitas Medan ini juga mengingatkan kalau budaya leluhur saat ini
mulai sedikit tergerus oleh kemajuan zaman. Berita mengenai Letusan gunung
berapi yang terletak di daerah Danau Lau Kawar ini juga sampai keseluruh dunia.
“Nah, dengan tereksposnya kejadian ini maka dunia akan semakin tahu kalau
Kabupaten Karo sangat indah dan layak dikunjungi oleh para wisatawan sehingga
era keemasan Tanah Karo yang dikenal sebagai daerah wisata dan penghasil sayur
mayor dan buah terbesar di Sumatera Utara kembali kita raih. Kiranya pesan
moral Sinabung bisa terus terjaga walau kini Dia sudah tenang.” Ungkap Brevin.
Kemasan konser yang bertajuk“One
Love for Culture” ini boleh dibilang satu terobosan baru dalam permusikan di
Sumatera Utara khususnya bagi pemusik dan seniman Karo. Bagaimana tidak,
De’Tradisi yang terbentuk pada tahun 2008 lalu merupakan grup band etnis yang
mencoba mengangkat kembali reportoar - reportoar Karo dengan gaya world music
sehingga orang orang muda mau dan ingin lebih tahu lagi tentang karo khususnya
musik etnik.
Event yang didukung oleh komunitas seni Air In Arts dan
komunitas “Pekarya SUMUT Bicara 2012”
ini dihelat dua kali pertunjukan itu terbilang benar benar ingin mengKarokan
Karo kembali melalui musik. “wah.. sama sekali gak nyangka , ternyata
masih banyak orang muda khusunya para pelajar yang ingin taqhu lebih jauh lagi
tentang musik Karo,” ujar Ojax Manalu selaku Projek Officer.
Dimana
menurut ojax, pada sesi klinik musik audience yang terdiri dari para pelajar
langsung menyerbu panggung dan mencoba alat alat musik yang dimainkan
De’Tradisi.
Konser
De’Tradisi diawali lagu yang berjudul Persentabin ,
dimana karya ini bertujuan meminta izin kepada penonton guna memulai
pementasan. Hal ini sebagaimana dilakukan ditengah tengah kehidupan masyarakat
Karo kala memulai suatu acara baik suka maupun duka harus diawali dengan ersentabi
(mohon izin) ke Tuhan sang pencipta , alam dan manusia.
Ersentabi dilakukan sebagai bentuk penyatuan mikrokosmos dan makrokosmos. Sididing
– diding, karya cipta Alm.Jaga Depari yang diaranseer ulang oleh
De’Tradisi. Karya ini berisi pantun yang menceritakan kebudayaan
suatumasyarakat di Tanah Karo.
Kuta
Kemulihen, Karya yang menceritakan seorang anak
petani yang rindu akan adanya perubahan di kampong halamannya yang terjadi
pergolakan budaya. Dmana anak petani tersebut berupaya keras untuk
mempertahankan budaya lehuhurnya dengan memberikan suatu pencerahan proses
kreatif. Bunga Dawa, juga karya Jaga Depari dimana musiknya juga
diaranseer ulang oleh de’tradisi.. Lagu ini menceritakan salah satu bunga yang
dalam artianna Bunga Yang Merunduk.
Ritual
and Musical from Sinabung, karya
ini dieksplorasi secara visual lewat gerakan gerakan tari yang menggambarkan
efek letusan Sinabung yang memberikan harapan dimasa mendatang. Gerakan ikatan
kekuatan RAKUT SITELU dengan penuh ekpresif dibawakan ,Iwan Tarok MSi. Dengan
dua penari Kiky dan Desy. Juga didukung Solfegio Choir, Irwansyah M.Sn, Hotma. G. Aritonang S.pd
dengan penata artisik Adi Damanik….
De’Tradisi yang digawangi:
- Brevin Tarigan - Kulcapi
- Efraim Nainggolan - Keyboard
- Yobel Sitepu - Bass
- Ido Putra Siregar - Saxophone
- Aqsa (drum)
- Brevin Tarigan - Kulcapi, Surdam, Sarune
- Zumadi Y - Perkusi
- Modalta Barus - Keteng2
- Romi Agung Ginting - Keteng2
- Teger Bangun - keteng2
- Dian Bangun - Keteng2
- Viva Bru Sitepu - Keteng2
- Yobi Leomanta Sinuhaji - Surdam
- Naomi Sagala - Vocal
- Dewi Citra Bru Ginting - Vokal
Prestasi ke enam belas orang muda ini :
- Juara I Festival band Piala Menpora pada tahun 2008,
- Java Jazz Festival 2009
- Bandung World Music 2010.
- Authenting For Singapura di Singapura
- Pesta Gendang Malaka 2011 di Malaysia,
- IMT-GT Thailand at Songkla University,
- Seminar Nusantara di USM.Malaysia,
- Best Performing di IMT-GT 2011 Unimed.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar