50 Benda Pusaka Karo akan Mengisi Museum Karo
Berastagi
Dari ratusan bahkan mungkin ribuan benda pusaka peninggalan nenek
moyang
suku Karo yang sebagian besar berada diluar negeri , 50 diantaranya
telah
diketahui keberadaannya dan sedang dilakukan pengurusan dokumen yang
seterusnya
benda benda bersejarah ini akan memenuhi ruangan Museum Pusaka Karo yang
terletak di jalan Perwira no.3 Berastagi.
Hal ini terungkap saat saya bertandang ke areal Gereja
RK jalan Letjend Djamin Ginting. Kampung Tempel Berastagi dimana restorasi
Rumah Gugung dilaksanakan. Menurut Joosten Leonardus Edigius seorang misionaris
dari Belanda yang lebih dikenal sebagai pastor Leo Ginting, kelima puluh benda
bersejarah Suku Karo ini saat ini sudah terkumpul di Negara Belanda. Namun untuk
membawanya ke Indonesia
pihaknya harus melengkapi berbagai dokumen yang akan diserahkan melalui Konsul Indonesia yang
berada di Denhag.
“Saat ini kita sudah siapkan dokumen yang berkaitan
dengan barang pusaka tersebut,”terangnya.
Disamping dokumen, Leo Ginting juga harap harap cemas
dengan kedatangan benda benda pusaka tersebut. Dimana menurut Leo, bukan hanya
biaya pengangkutannya saja yang mahal, namun hal yang paling dikuatirkannya
adalah ulah para “pencoleng berdasi” yang tergiur kala melihat barang barang
pusaka yang tak ternilai harganya tersebut.
“Yang sangat saya takutkan adalah perbuatan yang tidak
bertanggung jawab dari manusia yang tergiur saat melihat barang itu melewati
meja pemeriksaan mereka,”terang Leo.
Ditambahkan Leo, bahwa ke 50 barang pusaka Karo itu
diperolehnya melalui pendekatan persuasif kepada orang orang yang selama ini
memang mengkoleksi benda benda karo baik yang dibeli maupun dibawa dari
Tanah Karo pada saat bangsa Belanda berkuasa di Republik ini.
“Kita akan dokumentasikan bahwa barang – barang pusaka
itu dihibahkan sang kolektor ke Museum Pusaka Karo,”ungkap Leo.
Saat disinggung tentang peresmian Museum Pusaka Karo,
Leo menyebutkan kalau pihak panitia sedang menjajagi hari luang atau kesempatan
dari Menteri Kebudayaan dan Pendidikan di Jakarta, namun dipastikan pertengahan
Januari 2013.
Lebih jauh tentang museum ini, sebagaimana tertuang
dalam akte pendiriannya yang dibuat pada kantor notaris Fransiska Br. Bangun,
SH. M.Kn dan didaftarkan pada kantor Pengadilan Negeri Kabanjahe, museum ini
dikelola dalam Lembaga Pusaka Karo oleh P. Leo Joosten Ginting Ketua, . Zakaria
Sinuhaji Wakil Ketua, Bpk. Betlehem Ketaren, SH Sekretaris dan Bpk.
Drs. Usaha Tarigan sebagai Bendehara. Pada tanggal 24 Mei 2012 museum ini
telah mendapat ijin operasional dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Karo
Museum Karo dengan nama Museum Pusaka Karo yang
terletak disebelah Pajak Buah Berastagi atau sebelah kantor Telkom atau
tepatnya di Gereja Katolik (lama) Jln. Perwira No. 3 Berastagi ini, bersadarkan
hasil rapat Lembaga Pusaka Karo tanggal 22 Mei direncanakan akan dibuka untuk
umum dengan peresmian pada bulan Januari 2013, dan kemudian dengan pintu
terbuka akan menerima kehadiran kita semua baik untuk belajar maupun untuk
melepas rindu (mburo ate tedeh) kepada barang-barang dan gambar-gambar
pusaka Karo sebagai kekayaan kebudayaan kita yang pasti akan berguna dalam
mengembangkan dan mengukuhkan jiwa serta mengukukuhkan identitas diri,
serta menjadi tempat bagi kita senantiasa berdiskusi tentang usaha-usaha
pengembangan budaya Karo sebagai bagian dari budaya daerah Sumatera Utara
sebagai khazanah budaya nasional kita.
- Amry Kesuma
S.Pelawi -
Tidak ada komentar:
Posting Komentar