Minggu, 03 Februari 2013

ayoo.. ke Berastagi Tanah Karo simalem - MUSEUM PUSAKA KARO SIAP DIKUNJUNGI akan diresmikan pada Sabtu 9 Februari 2013.






















-->
50 Benda Pusaka  Karo akan Mengisi Museum Karo Berastagi


          Dari  ratusan bahkan mungkin ribuan benda pusaka peninggalan nenek moyang suku Karo yang sebagian besar berada diluar negeri , 50 diantaranya telah diketahui keberadaannya dan sedang dilakukan pengurusan dokumen yang seterusnya benda benda bersejarah ini akan memenuhi ruangan Museum Pusaka Karo yang terletak di jalan Perwira no.3 Berastagi.
Hal ini terungkap saat saya bertandang ke areal Gereja RK jalan Letjend Djamin Ginting. Kampung Tempel Berastagi dimana restorasi Rumah Gugung dilaksanakan. Menurut Joosten Leonardus Edigius seorang misionaris dari Belanda yang lebih dikenal sebagai pastor Leo Ginting, kelima puluh benda bersejarah Suku Karo ini saat ini sudah terkumpul di Negara Belanda. Namun untuk membawanya ke Indonesia pihaknya harus melengkapi berbagai dokumen yang akan diserahkan melalui Konsul Indonesia yang berada di Denhag.

“Saat ini kita sudah siapkan dokumen yang berkaitan dengan barang pusaka tersebut,”terangnya.
Disamping dokumen, Leo Ginting juga harap harap cemas dengan kedatangan benda benda pusaka tersebut. Dimana menurut Leo, bukan hanya biaya pengangkutannya saja yang mahal, namun hal yang paling dikuatirkannya adalah ulah para “pencoleng berdasi” yang tergiur kala melihat barang barang pusaka yang tak ternilai harganya tersebut.
“Yang sangat saya takutkan adalah perbuatan yang tidak bertanggung jawab dari manusia yang tergiur saat melihat barang itu melewati meja pemeriksaan mereka,”terang Leo.
Ditambahkan Leo, bahwa ke 50 barang pusaka Karo itu diperolehnya melalui pendekatan persuasif kepada orang orang yang selama ini memang  mengkoleksi benda benda karo baik yang dibeli maupun dibawa dari Tanah Karo pada saat bangsa Belanda berkuasa di Republik ini.
“Kita akan dokumentasikan bahwa barang – barang pusaka itu dihibahkan sang kolektor ke Museum Pusaka Karo,”ungkap Leo.

Saat disinggung tentang peresmian Museum Pusaka Karo, Leo menyebutkan kalau pihak panitia sedang menjajagi hari luang atau kesempatan dari Menteri Kebudayaan dan Pendidikan di Jakarta, namun dipastikan pertengahan Januari 2013.
Lebih jauh tentang museum ini, sebagaimana tertuang dalam akte pendiriannya yang dibuat pada kantor notaris Fransiska Br. Bangun, SH. M.Kn dan didaftarkan pada kantor Pengadilan Negeri Kabanjahe, museum ini dikelola dalam Lembaga Pusaka Karo oleh P. Leo Joosten Ginting Ketua, . Zakaria Sinuhaji  Wakil Ketua, Bpk. Betlehem Ketaren, SH  Sekretaris dan Bpk. Drs. Usaha Tarigan sebagai Bendehara. Pada tanggal 24 Mei 2012  museum ini telah mendapat ijin operasional dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Karo
Museum Karo dengan nama Museum Pusaka Karo yang terletak disebelah Pajak Buah Berastagi atau sebelah kantor Telkom atau tepatnya di Gereja Katolik (lama) Jln. Perwira No. 3 Berastagi ini, bersadarkan hasil rapat Lembaga Pusaka Karo tanggal 22 Mei direncanakan akan dibuka untuk umum dengan peresmian pada bulan Januari 2013, dan kemudian dengan pintu terbuka akan menerima kehadiran kita semua baik untuk belajar maupun untuk melepas rindu (mburo ate tedeh) kepada barang-barang dan gambar-gambar pusaka Karo sebagai kekayaan kebudayaan kita yang pasti akan berguna dalam mengembangkan dan mengukuhkan jiwa serta  mengukukuhkan identitas diri, serta menjadi tempat bagi kita senantiasa berdiskusi tentang usaha-usaha pengembangan budaya Karo sebagai bagian dari budaya daerah Sumatera Utara sebagai khazanah budaya nasional kita.     

                                                                           - Amry Kesuma S.Pelawi -

PELAWI: RINDU BUDAYA part II.

PELAWI: RINDU BUDAYA part II.: RUDANG RUDANG FESTIVAL   Lap.Parkir Taman Mejuah Juah Berastagi 30 Jun - 01 Jul 2007 , lap.parkir ...

Minggu, 04 November 2012

"Festival Ramayana Nusantara 2012”

Ramayana Bukan Sekedar Monyet....
Karo juga tampil dalam sendratari Ramayana episode Shinta Hilang pada acara Festival Ramayana Tingkat Nasional 2012 di Panggung Terbuka Ramayana, kompleks Candi Prambanan, DI Yogyakarta, Jumat (12 Oktober 2012) malam.




RAMAYANA SWARNADIPA
Demi melaksanakan perintah sang ayah dan atas kemauan ibu selir, Rama tinggal di hutan selama 13 tahun. Ditemani istrinya, Dewi Sinta, dan adiknya, Laksamana, mereka menjalani hidup dihutan dengan tabah dan ikhlas. Walau upaya penjemputan secara resmi telah dilakukan Bharata adiknya.
Cobaan pada mereka silih berganti. Diawali kemunculan Surpanaka, raksasa perempuan yang menggangu ketentraman hidup. Kejadian demi kejadianpun menimpa Rama dan Sinta. Surpanaka yang merasa sakit hati karena nafsu cintanya ditolak oleh Rama dan Laksamana memfitnah kedua ksatria tersebut dan memancing kemarahan Rahwana, Raja Alengka yang tak lain adalah kakak Surpakana.
Dengan berbagai cara, Rahwana berhasil menculik Dewi Sinta,bahkan Jatayu sang Raja Burung Garuda , yang mencoba menyelamatkan Dewi Sinta akhirnya menjadi korban dalam upaya penyelamatan Dewi Sinta. Bdtapa sedih hati Rama. Terlalu berat beban atas kehilangan istri yang sangat dicintainya. Disaat jiwa Rama tergoncang, hanya Laksamana tabg selalu mengingatkan dan menjaganya dengan penuh kesetiaan.
Latar Belakang
Sebagai bagian dari cerita rakyat , epos Ramayana pupoler dan menyebar tidak saja di kawasan Asia, tapi telah dikenal secara internasional. Bahkan beberapa negara di Asia, Epos Ramayana begitu erat melekat dalam tradisi mereka, termasuk di Indonesia. Oleh Karena itu “Penyeleggaraan Festival Ramayana Nusantara 2012” merupakan peluang bagi kita untuk ikut ambil bagian di dalam upaya pengenalan dan pemberdayaan potensi-potensi seni tradisi yang ada.
Di sisi lain, wilayah Sumatera  merupakan satu daerah yang cukup kaya dengan potensi seni budaya. Kekayaan aspek tari dan musikal pada etnis Karo, Melayu, dan Toba misalnya, memungkinkan kita mengembangkan dan menerjemahkan berbagai bentuk seni pertunjukan yang variatif. Disamping itu, dengan mengakomodir ide-ide kreatif para pelaku seni, juga merupakan suatu upaya meningkatkan  dan mengembangkan potensi seni daerah yang sekaligus menjadi indikasi untuk menjelaskan bahwa kesenian tradisi tidak mengalami stagnasi.
Sehubungan dengan hal itu, kegiatan untuk mempergelarkan epos Ramayana dengan menggunakan idiom-idiom tradisi dan nilai-nilai lokalitas di wilayah Sumatera Utara menjadi peluang yang penting untuk dicermati. Selain diharapkan mampu meningkatkan publikasi dan promosi seni.
Dengan demikian kegiatan ini setidaknya dapat mewujudkan kontribusi kita untuk ikut menumbuh kembangkan semangat berkreasi, membentuk jarinagn kerjasama dibidan seni sekaligus sebagai upaya meningkatkan “citra” wilayah Sumatera Utara. Sehingga pada saatnya  wilayah Sumatera Utara akan mampu berkontribusi dalam pembangunan peta Budaya Nasional maupun Internasional.














Minggu, 26 Februari 2012

De’Tradisi : Mengangkat Kembali Reportoar – Reportoar KARO Dengan Gaya World Music

One Love For Culture [With] De" Tradisi

De’Tradisi : Mengangkat Kembali Reportoar – Reportoar KARO Dengan Gaya World Music  


Medan 24 Februari 2012….

Bencana Alam Letusan Gunung Sinabung yang terjadi pada 29 Agustus 2010 ternyata menjadi sumber inspirasi bagi musisi-musisi tradisional Sumatra Utara yang tergabung dalam sebuah grup musik bernama De' Tradisi. Grup musik etnik yang digawangi 16 orang ini secara mengejutkan mampu membuat para pecinta , penikmat dan pengamat musik yang ketika meyaksikan performance orang orang muda ini yang mereka beri judul “One Love for Culture”, di Gedung utama Taman Budaya Medan, 24/2 lalu  

“Meletusnya Gunung Sinabung  merupakan suatu bencana buat masyarakat Karo. Namun dibalik itu semua kami yakin bahwa dibalik itu semua pasti ada kekuatan Sang Pencipta layaknya sebuah pesan yang kami tangkap sebagai suatu anugrah bagi Bumi Turang yang kita cintai,”ujar Brevin Tarigan saat bincang bincang dengan wartawan POSMETRO MEDAN (JPNN) usai konser mereka.

“Sedikit letusan saja sudah membuat Karo semakin  dikenal saudara saudara kita yang berada diseluruh pelosok Nusantara bahkan dunia.  Dari sana muncullah ide untuk membuat suatu komposisi musik "Ritual and Musical from Sinabung,” ujar anak muda alumni seni musik Unimed ini.
Brevin juga mengingatkan kalau letusan Sinabung mereka anggap sebagai pesan kepada kita semua untuk kembali memperhatikan serta menjaga alam dari kerusakan dan juga mengingatkan kita akan pertanian bahwa abu vulkanik yang mengandung sulfur belerang dipastikan  mengembalikan kesuburan tanah terutama lahan pertanian.
Dari sisi Budaya, anak muda yang mengambil spesialisasi Biola di Universitas Medan ini juga mengingatkan kalau budaya leluhur saat ini mulai sedikit tergerus oleh kemajuan zaman. Berita mengenai Letusan gunung berapi yang terletak di daerah Danau Lau Kawar ini juga sampai keseluruh dunia. “Nah, dengan tereksposnya kejadian ini maka dunia akan semakin tahu kalau Kabupaten Karo sangat indah dan layak dikunjungi oleh para wisatawan sehingga era keemasan Tanah Karo yang dikenal sebagai daerah wisata dan penghasil sayur mayor dan buah terbesar di Sumatera Utara kembali kita raih. Kiranya pesan moral Sinabung bisa terus terjaga walau kini Dia sudah tenang.” Ungkap Brevin.

Kemasan konser yang bertajuk“One Love for Culture” ini boleh dibilang satu terobosan baru dalam permusikan di Sumatera Utara khususnya bagi pemusik dan seniman Karo. Bagaimana tidak, De’Tradisi yang terbentuk pada tahun 2008 lalu merupakan grup band etnis yang mencoba mengangkat kembali reportoar - reportoar Karo dengan gaya world music sehingga orang orang muda mau dan ingin lebih tahu lagi tentang karo khususnya musik etnik.

Event yang didukung oleh komunitas seni Air In Arts dan komunitas “Pekarya SUMUT Bicara 2012” ini dihelat dua kali pertunjukan itu terbilang benar benar ingin mengKarokan Karo kembali melalui musik. “wah.. sama sekali  gak nyangka , ternyata masih banyak orang muda khusunya para pelajar yang ingin taqhu lebih jauh lagi tentang musik Karo,” ujar Ojax Manalu selaku Projek Officer.
Dimana menurut ojax, pada sesi klinik musik audience yang terdiri dari para pelajar langsung menyerbu panggung dan mencoba alat alat musik yang dimainkan De’Tradisi.

Konser De’Tradisi  diawali  lagu yang berjudul Persentabin , dimana karya ini bertujuan meminta izin kepada penonton guna memulai pementasan. Hal ini sebagaimana dilakukan ditengah tengah kehidupan masyarakat Karo kala memulai suatu acara baik suka maupun duka harus diawali dengan ersentabi (mohon izin) ke Tuhan sang pencipta , alam dan manusia. Ersentabi dilakukan sebagai bentuk penyatuan mikrokosmos dan makrokosmos. Sididing – diding, karya cipta Alm.Jaga Depari yang diaranseer ulang oleh De’Tradisi. Karya ini berisi pantun yang menceritakan kebudayaan suatumasyarakat di Tanah Karo.
Kuta Kemulihen, Karya yang menceritakan seorang anak petani yang rindu akan adanya perubahan di kampong halamannya yang terjadi pergolakan budaya. Dmana anak petani tersebut berupaya keras untuk mempertahankan budaya lehuhurnya dengan memberikan suatu pencerahan proses kreatif. Bunga Dawa, juga karya Jaga Depari dimana musiknya juga diaranseer ulang oleh de’tradisi.. Lagu ini menceritakan salah satu bunga yang dalam artianna Bunga Yang Merunduk.
Ritual and Musical from Sinabung,  karya ini dieksplorasi secara visual lewat gerakan gerakan tari yang menggambarkan efek letusan Sinabung yang memberikan harapan dimasa mendatang. Gerakan ikatan kekuatan RAKUT SITELU dengan penuh ekpresif dibawakan ,Iwan Tarok MSi. Dengan dua penari  Kiky dan Desy. Juga didukung Solfegio Choir, Irwansyah M.Sn, Hotma. G. Aritonang S.pd dengan penata artisik Adi Damanik….
De’Tradisi  yang digawangi:
- Brevin Tarigan - Kulcapi
- Efraim Nainggolan - Keyboard
- Yobel Sitepu - Bass
- Ido Putra Siregar - Saxophone
- Aqsa (drum)
- Brevin Tarigan - Kulcapi, Surdam, Sarune
- Zumadi Y - Perkusi
- Modalta Barus - Keteng2
- Romi Agung Ginting - Keteng2
- Teger Bangun - keteng2
- Dian Bangun - Keteng2
- Viva Bru Sitepu - Keteng2
- Yobi Leomanta Sinuhaji  - Surdam
- Naomi Sagala - Vocal
- Dewi Citra Bru Ginting - Vokal

Prestasi ke enam belas orang muda ini  :

- Juara I Festival band Piala Menpora pada tahun 2008, 
- Java Jazz Festival 2009 
- Bandung World Music 2010.
- Authenting For Singapura di Singapura
- Pesta Gendang Malaka 2011 di Malaysia,
- IMT-GT Thailand at Songkla University, 
- Seminar Nusantara di USM.Malaysia, 
- Best Performing di IMT-GT 2011 Unimed.





Rabu, 22 Februari 2012

RINDU BUDAYA part II.

RUDANG RUDANG FESTIVAL 
 Lap.Parkir Taman Mejuah Juah Berastagi
30 Jun - 01 Jul 2007 , lap.parkir