Minggu, 04 November 2012

"Festival Ramayana Nusantara 2012”

Ramayana Bukan Sekedar Monyet....
Karo juga tampil dalam sendratari Ramayana episode Shinta Hilang pada acara Festival Ramayana Tingkat Nasional 2012 di Panggung Terbuka Ramayana, kompleks Candi Prambanan, DI Yogyakarta, Jumat (12 Oktober 2012) malam.




RAMAYANA SWARNADIPA
Demi melaksanakan perintah sang ayah dan atas kemauan ibu selir, Rama tinggal di hutan selama 13 tahun. Ditemani istrinya, Dewi Sinta, dan adiknya, Laksamana, mereka menjalani hidup dihutan dengan tabah dan ikhlas. Walau upaya penjemputan secara resmi telah dilakukan Bharata adiknya.
Cobaan pada mereka silih berganti. Diawali kemunculan Surpanaka, raksasa perempuan yang menggangu ketentraman hidup. Kejadian demi kejadianpun menimpa Rama dan Sinta. Surpanaka yang merasa sakit hati karena nafsu cintanya ditolak oleh Rama dan Laksamana memfitnah kedua ksatria tersebut dan memancing kemarahan Rahwana, Raja Alengka yang tak lain adalah kakak Surpakana.
Dengan berbagai cara, Rahwana berhasil menculik Dewi Sinta,bahkan Jatayu sang Raja Burung Garuda , yang mencoba menyelamatkan Dewi Sinta akhirnya menjadi korban dalam upaya penyelamatan Dewi Sinta. Bdtapa sedih hati Rama. Terlalu berat beban atas kehilangan istri yang sangat dicintainya. Disaat jiwa Rama tergoncang, hanya Laksamana tabg selalu mengingatkan dan menjaganya dengan penuh kesetiaan.
Latar Belakang
Sebagai bagian dari cerita rakyat , epos Ramayana pupoler dan menyebar tidak saja di kawasan Asia, tapi telah dikenal secara internasional. Bahkan beberapa negara di Asia, Epos Ramayana begitu erat melekat dalam tradisi mereka, termasuk di Indonesia. Oleh Karena itu “Penyeleggaraan Festival Ramayana Nusantara 2012” merupakan peluang bagi kita untuk ikut ambil bagian di dalam upaya pengenalan dan pemberdayaan potensi-potensi seni tradisi yang ada.
Di sisi lain, wilayah Sumatera  merupakan satu daerah yang cukup kaya dengan potensi seni budaya. Kekayaan aspek tari dan musikal pada etnis Karo, Melayu, dan Toba misalnya, memungkinkan kita mengembangkan dan menerjemahkan berbagai bentuk seni pertunjukan yang variatif. Disamping itu, dengan mengakomodir ide-ide kreatif para pelaku seni, juga merupakan suatu upaya meningkatkan  dan mengembangkan potensi seni daerah yang sekaligus menjadi indikasi untuk menjelaskan bahwa kesenian tradisi tidak mengalami stagnasi.
Sehubungan dengan hal itu, kegiatan untuk mempergelarkan epos Ramayana dengan menggunakan idiom-idiom tradisi dan nilai-nilai lokalitas di wilayah Sumatera Utara menjadi peluang yang penting untuk dicermati. Selain diharapkan mampu meningkatkan publikasi dan promosi seni.
Dengan demikian kegiatan ini setidaknya dapat mewujudkan kontribusi kita untuk ikut menumbuh kembangkan semangat berkreasi, membentuk jarinagn kerjasama dibidan seni sekaligus sebagai upaya meningkatkan “citra” wilayah Sumatera Utara. Sehingga pada saatnya  wilayah Sumatera Utara akan mampu berkontribusi dalam pembangunan peta Budaya Nasional maupun Internasional.